Jumat, 25 November 2011

PEMANFAATAN DAUN PALIASA SEBAGAI OBAT TRADISIONALPADA PENYAKIT HEPATITIS

Daun Paliasa secara tradisional sudah dikenal berkhasiat sebagai obat. Daun yang nama Latinnya itu Sterculiaceae tersebut konon dapat mengobat penyakit kuning (hepatitis).
Dulu, kalau hendak memanfaatkan daun ini, masyarakat cukup merebus dan lalu meminumnya. Kini, tidak perlu lagi seperti itu. Daun Paliasa kini sudah berbentuk kapsul, dengan beberapa varian produk yang bersumber dari ekstrak paliasa, misalnya the paliasa, dan susu kambing ekstrak paliasa.
Kalangan dosen Farmasi Unhas, sudah lama memikirkan untuk menyunglap obat tradisional ini menjadi sejenis kapsul yang bentuknya lebih bagus melalui hasil polesan pabrik atau manufaktur. Ternyata, mimpi Unhas itu terwujud.
Satu tahun silam, Rektor Unhas Idrus A Paturusi meneken kerja sama dengan Technology Park Malaysia (TPM) untuk melaksanakan proyek daun paliasa ini. Intinya adalah bagaimana daun yang sudah dikenal secara tradisional sebagai obat tersebut dapat diproduksi dengan hasil jadi dari pabrik farmasi.
Ternyata, hajat itu bagaikan gayung bersambut dengan dukungan dari Perdana Menteri Malaysia Tun Najib Abd.Razak, yang tak lain adalah putra Tun Razak yang berketurunan Bugis-Makassar. Tidak cukup dua tahun, produk usahasama TPM-Unhas itu sudah membuahkan hasil.
Pada 2 Maret 2011, tiga orang dari TPM melaporkan hasil produksi usaha kerja sama itu ke Rektor Unhas didampingi Wakil Rektor IV Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A. disertai beberapa orang staf dosen Fakultas Farmasi Unhas di ruang kerja rektor.
Produk daun paliasa yang sudah dikemas cantik itu berupa kapsul, yang setiap 400 mg berisi 40 mg ekstrak paliasa. Ada juga teh premium paliasa dan susu kambing paliasa, eksrak susu kambing dan kondisioner makanan yang dibenarkan.
TPM merupakan satu lembaga yang di bawah Kementerian Riset Malaysia. Pelaksanaan proyek pabrikasi daun paliasa ini atas bantuan penuh PM Malaysia Tun Najib Razak. Setelah diluncurkan, produk daun paliasa ini akan go public dan PM Malaysia diharapkan hadir dalam acara itu.
Tanaman Unggulan
Prof. Dr. Nunuk Hariani Soekamto, MS, 55 tahun, dalam orasi ilmiah penerimaan jabatan guru besar bidang kimia organik bahan alam, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis, 23 September 2010 mengatakan, daun paliasa dapat dimanfaatkan untuk obat hepatitis.
Sterculiaceae banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, yang oleh masyarakat Makassar dikenal dengan nama paliasa, kata Nunuk kemudian menambahkan, tanaman ini termasuk salah satu dari 19 tanaman unggulan yang sedang dikembangkan sebagai antihepatitis
Selain itu, kata penyandang gelar doktor dari UGM itu, daun paliasa digunakan dan dipercaya berkhasiat sebagai obat yang mampu mengobati penyakit liver, hipertensi, diabetes, kolesterol, dan hepatitis dengan cara meminum air rebusannya.
Spesies tumbuhan lain yang masuk dalam famili Sterculiaceae antara lain subpeltatum dan P. celebicum yang dikenal dengan nama daerah banjoro. Masyarakat sering menggunakan tanaman ini ssebagai antidisentri, mengobati lubang pada gigi dan gatal-gatal.
Dalam orasinya berjudul “Biodiversity Sumberdaya Hayati Sulawesi Selatan Sumber Senyawa Bioaktif yang Prospektif sebagai Obat Baru’” Nunuk mengatakan, selain tumbuhan famili paliasa, famili Moraceaae khususnya, dan genus Artocarpus, juga banyak ditemui di Sulawesi Selatan.
Artocarpus digunakan sebagai bahan pangan, bahan bangunan, dan bahan ramuan obat tradisional, antara lain sebagai obat malaria, disentri, dan penyakit kulit. Salah satu spesies genus Artocarpus A fretessi Hassk yang dikenal dengan nama daerah maumbi, ditemukan di daerah Mangkutana Luwu Timur.
Pada jenis lain paliasa, yakni kleinhovia hospita, khususnya pada batang dan daunnya, berdasarkan penelitian Nunuk Hariani pada 2008, ditemukan satu senyawa golongan kumarin, yaitu 7-hidroksi-6-metoksi kumarin (skopoletin) (1). Senyawa ini mempunyai efek antihipertensi, antiinflamasi, dan antialergi dan dapat menghambat prostaglandin synthetase sebagaimana yang pernah diteliti oleh M.H. Farah dan Sauelsson G (1992).
Penemuan ini, kata Nunuk, yang menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Gadjah Mada 1991, menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan tumbuhan K.hospita secara tradisional sebagai obat hipertensi. Hasil uji farmakologi, yang diujicobakan pada tikus yang dibuat hipertensi dulu, infus daun tersebut juga dapat menurunkan tekanan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar