Sabtu, 02 Juni 2012

cana indica


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bunga Tasbih yang selama hanya dimanfaatkan sebagai tanaman penghijau di pinggir-pinggir jalan saja serta hidup liar di dalam hutan, tetapi sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai obat.
Bunga tasbih (canna indica linn) yang biasa dikenal di Jawa Barat sebagai Ganyol Leuweung serta dalam Bahasa Melayunya Gany Hutan dapat tumbuh 1000 dpl ini memiliki rimpang layaknya umbi, daun besar, warna bunga cerah (merah, kuning), bijinya bulat layaknya buah tasbih.
Tanaman kana yang dikenal sebagai bunga tasbih, umumnya tumbuh liar di pinggir-pinggir sungai atau hutan. Nilai hias flora kana terletak antara pada seluruh sosok tanaman, terutama pada kuntum bunga. Penggemar tanaman hias menyebut bunga kana sebagai “Puspa Medra” atau “Kembang Gedang”.
Bila musim bunga kana tiba, lingkungan sekitarnya amat indah bagai “pesta bunga semusim” sebuat taman. Warna bunga kana amat jelita, antara lain merah tua, merah muda, kuning cerah, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Tanaman kana mulai didomestikasikan sebagai ornamen pinggir jalan raya, taman kota, dan flora hias pot. Adapun bunganya cocok dipajang dalam jambangan sebagai bunga potong pengindah ruangan.
Tanaman kana mempunyai banyak variasi jenis atau spesies, termasuk kana hibrida (Canna hybrida Hort. Ex. Back). Tanaman ini belum mengalami pemuliaan secara luas, karena nilai ekonomisnya belum banyak diungkap. Kana hibrida merupakan hasil persilangan alami yang belum diketahui kedua induk atau tetuanya.
Tanaman kana dapat digunakan sebagai tanaman pembatas (border) taman, hamparan khusus (bedding) dan latar belakang atau pelengkap sudut taman. Untuk menyerasikan tanaman kaur dengan lingkungan sekitarnya diperlukan imajinasi dan keterampilan bidang pertamanan.



1.2  Tujuan
1.      Untuk mrngetahui anatomi batang, daun, akar dan biji Canna indica





BAB II
DASAR TEORI
2.1 Klasifikasi Canna indica
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Commelinidae
Ordo                : Zingiberales
Famili              : Cannaceae
Genus              : Canna
Spesies            : Canna indica L (Anonymous.2010)
2.2 Deskripsi Singkat Canna indica
Terna berimpang, tegak. Rimpang bercabang horizontal, panjangnya dapat mencapai 60 cm, dengan buku-buku yang berdaging menyerupai umbi, tertutup dengan sisik daun, dan serabut akar yang tebal. Batang berdaging, muncul dari rimpang, seringkali berwarna ungu. Daun tersusun secara spiral dengan pelepah besar terbuka, kadang-kadang bertangkai daun pendek; helaian daun membundar telur sempit sampai menjorong sempit. Perbungaan di ujung ranting, tandan, biasanya sederhana tetapi kadang-kadang bercabang, muncul tunggal atau berpasangan, tidak teratur, bunga biseksual. Kelopak membundar telur, mahkota memita, berwarna merah pucat sampai kuning, bibir bunga melonjong-membundar telur sempit, berbintik kuning dengan merah. Buah kapsul, membulat telur, merekah, bagian luar dengan duri-duri lunak. Biji banyak, membulat, halus dan keras, kehitaman sampai merah tua.


3.2 Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, fungsi, serta sifat-sifat yang sama. Jaringan ini menyusun dirinya sendiri menjadi sebuah pola yang jelas dalam keseluruhan bagian dari tumbuhan tersebut.
Secara garis besar jaringan penyusun tumbuhan dapat dibedakan menjadi:
1.       Jaringan Meristem
Adalah jaringan yang sel-sel penyusunnya mampu terus-menerus membelah diri dan merupakan sel muda yang belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Ciri-cirinya adalah berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil dan tersebar di seluruh protoplasma, inti besar dan plastidanya berupa protoplastida.
Berdasarkan asalnya meristem dibagi menjadi:
a.      Jaringan meristem primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b.      Jaringan meristem sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium  menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
a.      Meristem apical
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
b.      Meristem interkalar
Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
c.       Meristem lateral
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
2.       Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a.      Jaringan epidermis
jaringan-epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
1)      Stoma merupakan lapisan epidermis yang membetnuk bangunan khusus, tersiri dari dua sel penutup yang mengapit celah dsan dikelilingi oleh epidermis lain yang disebut sel tetangga.
2)      Trikoma adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel, yang berfungsi sebagai pelindung dan penyerap unsure hara.
3)      Exodermis dan endodermis terbentuk dari lapisan sel-sel di sebelah dalam epidermis yang mengalami penebalan dengan lignin. Penebalan tersebut dapat merata atau hanya berupa pita (pita caspary)
4)      Sel gabus merupakan hasil pembelahan cambium gabus. Sel-selnya mati. Dindingnya terdiri  dari suberin sehingga tidak tembus udara dan air.
b.      Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1)      Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah parenkim yang terletak di bagian tepi organ dan di dalamya terdapat kloroflas. Contoh: daun dan batang yang berwarna hijau.
2)      Parenkim penimbun adalah parenkim yang terletak di bagian dalam tubuh. Contoh: empulur batang, akar dan umbi.
3)      Parenkim air adalah parenkim parenkim yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit yang berfungsi sebagai penimbun air untuk menghadapi msa kering. Sel-selnya besar, dindingnya tipis, tidak mengandung kloroflas, plasma selnya sedikit, vakuolanya besar-besar dan terkadang berisi lender.
4)      Parenkim penyimpan udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
5)      Parenkim pengangkut adalah parenkim yang sel-sel penyusunnya berbentuk memanjang menurut arah pengankutannya. Umumnya terdapat pada batang.
c.       Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
Ø  Kolenkim
Merupakan sel hidup dan mempunyai sifat yang sama dengan parenkim. Sel-selnya ada yang mengandung kloroflas. Umunya terletak di bagian dekat permukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga dan ibu tulang daun.
Sel kolenkim biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat. Dinding kolenkim mengandung hemiselulosa dan mengalami penebalan yang tidak merata, biasanya terjadi di sudut-sudut sel.
Berdasarkan penebalan dinding selnya kolenkim dibedakan atas:
1)      Kolenkim angular (kolenkim sudut) adalah penebalan dinding yang terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel. Pada irisan melintang, epenbalan itu terlihat di sudut sel tempat bertemunya tiga atau lebih sel.
2)      Kolenkim lemelar (kolenkim lempeng) adalah penebalan dinding sel terutama pada dinding tengestial (sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan berderet-deret.
3)      Kolenkim lakunar adalah penebalan yang terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap ruang antar sel.
4)      Kolenkim anular (tubular) adalah penebalan dinding yang merata sehingga ruang antar sel (lumen) menjadi bentuk pipa
Fungsi jaringan kolenkim adalah sebgaai penyokong bagian tubuh tumbuhna muda yang sedang tumbuh
Ø  Sklerenkim
Merupakan jaringan yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin atau senyawa lain. Biasanya skelereid terdiri dari sel-sel mati.

Menurut bentuk selnya, sklerenkim dapat dibedakan menjadi:
1)      Serabut terdapat di berbagai bagian tubuh tumbuhan, dapat juga berada diantara jaringan dasar tetapi pad umumnya terdapat pada berkas pengangkut. Dapat berupa sel tunggal di antara jaringan dasar tetapi pad umumnya bergerombol membentuk pipa, anyaman berbentuk silinder yang sejajar dengan permukaan tubuh.
2)      Sklereid terdapat di berbagai tubuh tumbuhan. Sel-selnya dapat mengumpul menjadi jaringan keras diantara jaringan yang lain yang lunak atau menyusun seluruh bangunan keras, misalnya kulit biji. Sel sklereid dapat pula membentuk iodoblas yaitu sel yang jelas berbeda dari sel-sel lain yang mengelilinginya baik bentuk, ukuran, maupun tebal dinding selnya.
Fungsi sklerenkim adalah sebagai penguat bagian tubuh tumbuhan yang sudah dewasa dan melindungi bagian-bagian lunak lebih dalam.
d. Jaringan Pengangkut
1. Xilem
Pada dasarnya xylem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda baik hidup maupun tidak hidup. Dinding sel xylem tebal karena dilapisi oleh lignin. Fungsi dari xylem adalah mengangkut air dan mineral dari akar ke daun.
a. Trakeid dan trakea
Trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sehingga transport air dan mineral berlangsung lewat noktah antara sel-selnya.
Trakea, lubang-lubang terdapat pada ujung-ujungnya sehingga transport air dan mineral atau unsure hara lainnya dapat berlangsung antara sel yang satu dengan yang lain secra bebas melalui perforasi.
b. Serabut xylem
Struturnya serupa serabut sklerenkim. Meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan tetapi pada umunya sel serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk diantara sel sewaktu memanjang.
c.    Parenkim xylem
Sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xylem primer maupun xylem skunder. Pada xylem skunder parenkim tersebut berasal dari cambium yang membentuk sel jari-jari sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ.
2. Floem
Floem merupakan jaringan kompleks. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya. Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organic yang terutama berisi karbohidrat.
Unsur-unsur penyusun floem:
a.       Pembuluh unsurnya terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yaitu sel tunggal dan membentuk memanjang dengan bidang tapisan yang terletak di samping atau ujung sel. Dan buluh tapisan yang berupa berkas-berkas sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih tapisan, biasanya terletak di ujung sel. Dinding sel pembuluh adalah selulosa dan tidakj pernah dijumpai penebalan lignin.
b.      Sel-sel pengiringa dalah sel-sel pembuluh yang diikuti oleh sel parenkim khusus. Sel pengiring tetap mempunyai nucleus pada waktu dewasa. Tidak dijumpai pada Gymnospermae dan Pterydophyta.
c.       Parenkim floem, secara fungsional sel parenkim ini  berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk selnya memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut. Pada saat floem aktif, sel parenkim tidak mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem tidak berfungsi maka parenkim ini akan berubah menjadi skelrenkim atau felogen.
d.      Serabut, serabut ini membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan ini berupa lignin atau selulosa.
3.       Berkas Pengangkut
Merupakan cirri khas dari jaringan pengangkut. Tipe-tipe berkas pengangkut:
a.    Kolateral dimana xylem dan floem letaknya saling berdampingan, umunya floem di sebelah luar xylem.
b.    Bikolateral dimana mempunyai urutan floem dalam, xylem, cambium dan floem luar.
c.    Konsentris dimana xylem membungkus floem atau sebaliknya.
d.    Radial jika xylem dan floem tidak membentuk suatu berkas karena dipisahkan oleh jaringan dasar.

























BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan anatomi dari Canna indica dengan menggunakan mikroskop cahaya terdapat beberapa jaringan diantaranya jaringan epidermis, jaringan parengkim, jaringan pengankut. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut:
1.      Akar  gbr...
2.      Batang  gbr..
3.      Daun gbr..
4.      Biji gbr...


 by.rzaNobet