BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bunga Tasbih yang selama hanya dimanfaatkan
sebagai tanaman penghijau di pinggir-pinggir jalan saja serta hidup liar di
dalam hutan, tetapi sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai obat.
Bunga tasbih (canna indica linn) yang
biasa dikenal di Jawa Barat sebagai Ganyol Leuweung serta dalam Bahasa
Melayunya Gany Hutan dapat tumbuh 1000 dpl ini memiliki rimpang layaknya umbi,
daun besar, warna bunga cerah (merah, kuning), bijinya bulat layaknya buah
tasbih.
Tanaman kana
yang dikenal sebagai bunga tasbih, umumnya tumbuh liar di pinggir-pinggir
sungai atau hutan. Nilai hias flora kana terletak antara pada seluruh sosok
tanaman, terutama pada kuntum bunga. Penggemar tanaman hias menyebut bunga kana
sebagai “Puspa Medra” atau “Kembang Gedang”.
Bila musim bunga
kana tiba, lingkungan sekitarnya amat indah bagai “pesta bunga semusim” sebuat
taman. Warna bunga kana amat jelita, antara lain merah tua, merah muda, kuning
cerah, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Tanaman kana mulai didomestikasikan
sebagai ornamen pinggir jalan raya, taman kota, dan flora hias pot. Adapun
bunganya cocok dipajang dalam jambangan sebagai bunga potong pengindah ruangan.
Tanaman kana
mempunyai banyak variasi jenis atau spesies, termasuk kana hibrida (Canna hybrida Hort. Ex. Back). Tanaman
ini belum mengalami pemuliaan secara luas, karena nilai ekonomisnya belum
banyak diungkap. Kana hibrida merupakan hasil persilangan alami yang belum
diketahui kedua induk atau tetuanya.
Tanaman kana
dapat digunakan sebagai tanaman pembatas (border) taman, hamparan khusus
(bedding) dan latar belakang atau pelengkap sudut taman. Untuk menyerasikan
tanaman kaur dengan lingkungan sekitarnya diperlukan imajinasi dan keterampilan
bidang pertamanan.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mrngetahui anatomi batang, daun, akar dan biji Canna indica
BAB
II
DASAR
TEORI
2.1
Klasifikasi Canna indica
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Spesies : Canna indica L (Anonymous.2010)
2.2
Deskripsi Singkat Canna indica
Terna berimpang,
tegak. Rimpang bercabang horizontal, panjangnya dapat mencapai 60 cm, dengan
buku-buku yang berdaging menyerupai umbi, tertutup dengan sisik daun, dan
serabut akar yang tebal. Batang berdaging, muncul dari rimpang, seringkali
berwarna ungu. Daun tersusun secara spiral dengan pelepah besar terbuka,
kadang-kadang bertangkai daun pendek; helaian daun membundar telur sempit
sampai menjorong sempit. Perbungaan di ujung ranting, tandan, biasanya
sederhana tetapi kadang-kadang bercabang, muncul tunggal atau berpasangan,
tidak teratur, bunga biseksual. Kelopak membundar telur, mahkota memita,
berwarna merah pucat sampai kuning, bibir bunga melonjong-membundar telur
sempit, berbintik kuning dengan merah. Buah kapsul, membulat telur, merekah,
bagian luar dengan duri-duri lunak. Biji banyak, membulat, halus dan keras,
kehitaman sampai merah tua.
3.2
Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan
tumbuhan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk,
fungsi, serta sifat-sifat yang sama. Jaringan ini menyusun dirinya sendiri
menjadi sebuah pola yang jelas dalam keseluruhan bagian dari tumbuhan tersebut.
Secara garis
besar jaringan penyusun tumbuhan dapat dibedakan menjadi:
1. Jaringan Meristem
Adalah jaringan
yang sel-sel penyusunnya mampu terus-menerus membelah diri dan merupakan sel
muda yang belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Ciri-cirinya adalah
berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil dan tersebar di
seluruh protoplasma, inti besar dan plastidanya berupa protoplastida.
Berdasarkan
asalnya meristem dibagi menjadi:
a. Jaringan meristem primer
Jaringan
meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan
ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem
primer disebut pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem sekunder
Jaringan
meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa
yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut
pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar
tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium adalah
lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan
floem. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang
tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pertumbuhan
kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan
membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih
aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit
batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan
letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem
interkalar
dan meristem
lateral.
a. Meristem apical
Meristem apikal adalah meristem yang
terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu
menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat
aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk
dari meristem apikal disebut jaringan primer.
b. Meristem interkalar
Meristem interkalar atau
meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer
dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah
batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem
interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
c. Meristem lateral
Meristem lateral atau meristem samping
adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder
adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan
batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium
terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan
membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti
membelah.Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a.
Jaringan epidermis
jaringan-epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling
luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam.
Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya
sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk
melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
1)
Stoma merupakan lapisan
epidermis yang membetnuk bangunan khusus, tersiri dari dua sel penutup yang
mengapit celah dsan dikelilingi oleh epidermis lain yang disebut sel tetangga.
2)
Trikoma adalah tonjolan
epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel, yang berfungsi sebagai
pelindung dan penyerap unsure hara.
3)
Exodermis dan endodermis
terbentuk dari lapisan sel-sel di sebelah dalam epidermis yang mengalami
penebalan dengan lignin. Penebalan tersebut dapat merata atau hanya berupa pita
(pita caspary)
4)
Sel gabus merupakan hasil
pembelahan cambium gabus. Sel-selnya mati. Dindingnya terdiri dari
suberin sehingga tidak tembus udara dan air.
b.
Jaringan Parenkim
Nama lainnya
adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit
akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh
tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan
parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1) Parenkim
asimilasi (klorenkim) adalah parenkim yang terletak di bagian tepi organ dan di
dalamya terdapat kloroflas. Contoh: daun dan batang yang berwarna hijau.
2) Parenkim
penimbun adalah parenkim yang terletak di bagian dalam tubuh. Contoh: empulur
batang, akar dan umbi.
3) Parenkim
air adalah parenkim parenkim yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit
yang berfungsi sebagai penimbun air untuk menghadapi msa kering. Sel-selnya
besar, dindingnya tipis, tidak mengandung kloroflas, plasma selnya sedikit,
vakuolanya besar-besar dan terkadang berisi lender.
4) Parenkim
penyimpan udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang
dan daun tumbuhan hidrofit.
5) Parenkim
pengangkut adalah parenkim yang sel-sel penyusunnya berbentuk memanjang menurut
arah pengankutannya. Umumnya terdapat pada batang.
c.
Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya
stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari
kolenkim dan sklerenkim.
Ø
Kolenkim
Merupakan sel hidup dan mempunyai sifat yang
sama dengan parenkim. Sel-selnya ada yang mengandung kloroflas. Umunya terletak
di bagian dekat permukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun,
tangkai bunga dan ibu tulang daun.
Sel kolenkim biasanya memanjang sejajar
dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat. Dinding kolenkim mengandung
hemiselulosa dan mengalami penebalan yang tidak merata, biasanya terjadi di
sudut-sudut sel.
Berdasarkan penebalan dinding selnya
kolenkim dibedakan atas:
1)
Kolenkim angular (kolenkim
sudut) adalah penebalan dinding yang terdapat pada sudut sel dan memanjang
mengikuti sumbu sel. Pada irisan melintang, epenbalan itu terlihat di sudut sel
tempat bertemunya tiga atau lebih sel.
2)
Kolenkim lemelar (kolenkim
lempeng) adalah penebalan dinding sel terutama pada dinding tengestial (sejajar
permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan
berderet-deret.
3)
Kolenkim lakunar adalah
penebalan yang terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap ruang antar sel.
4)
Kolenkim anular (tubular)
adalah penebalan dinding yang merata sehingga ruang antar sel (lumen) menjadi
bentuk pipa
Fungsi jaringan kolenkim adalah sebgaai
penyokong bagian tubuh tumbuhna muda yang sedang tumbuh
Ø
Sklerenkim
Merupakan jaringan yang sel-selnya mengalami
penebalan sekunder dengan lignin atau senyawa lain. Biasanya skelereid terdiri
dari sel-sel mati.
Menurut bentuk selnya, sklerenkim dapat
dibedakan menjadi:
1)
Serabut terdapat di berbagai
bagian tubuh tumbuhan, dapat juga berada diantara jaringan dasar tetapi pad
umumnya terdapat pada berkas pengangkut. Dapat berupa sel tunggal di antara
jaringan dasar tetapi pad umumnya bergerombol membentuk pipa, anyaman berbentuk
silinder yang sejajar dengan permukaan tubuh.
2)
Sklereid terdapat di berbagai
tubuh tumbuhan. Sel-selnya dapat mengumpul menjadi jaringan keras diantara
jaringan yang lain yang lunak atau menyusun seluruh bangunan keras, misalnya
kulit biji. Sel sklereid dapat pula membentuk iodoblas yaitu sel yang jelas
berbeda dari sel-sel lain yang mengelilinginya baik bentuk, ukuran, maupun
tebal dinding selnya.
Fungsi sklerenkim adalah sebagai penguat
bagian tubuh tumbuhan yang sudah dewasa dan melindungi bagian-bagian lunak
lebih dalam.
d. Jaringan Pengangkut
1. Xilem
Pada dasarnya xylem merupakan jaringan
kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda baik hidup maupun
tidak hidup. Dinding sel xylem tebal karena dilapisi oleh lignin. Fungsi dari
xylem adalah mengangkut air dan mineral dari akar ke daun.
a. Trakeid dan trakea
Trakeid tidak terdapat perforasi
(lubang-lubang) sehingga transport air dan mineral berlangsung lewat noktah
antara sel-selnya.
Trakea, lubang-lubang terdapat pada
ujung-ujungnya sehingga transport air dan mineral atau unsure hara lainnya
dapat berlangsung antara sel yang satu dengan yang lain secra bebas melalui
perforasi.
b. Serabut xylem
Struturnya serupa serabut sklerenkim.
Meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding
yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan trakeid saling melekat sehingga
sulit dipisahkan tetapi pada umunya sel serabut lebih panjang dari trakeid
karena ujungnya yang runcing dapat masuk diantara sel sewaktu memanjang.
c. Parenkim xylem
Sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat
baik pada xylem primer maupun xylem skunder. Pada xylem skunder parenkim
tersebut berasal dari cambium yang membentuk sel jari-jari sehingga diperoleh
sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ.
2. Floem
Floem merupakan jaringan kompleks.
Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya.
Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organic yang terutama
berisi karbohidrat.
Unsur-unsur penyusun floem:
a.
Pembuluh unsurnya terdiri dari
dua bentuk yaitu sel tapisan yaitu sel tunggal dan membentuk memanjang dengan
bidang tapisan yang terletak di samping atau ujung sel. Dan buluh tapisan yang
berupa berkas-berkas sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari
buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih tapisan, biasanya terletak di
ujung sel. Dinding sel pembuluh adalah selulosa dan tidakj pernah dijumpai
penebalan lignin.
b.
Sel-sel pengiringa dalah
sel-sel pembuluh yang diikuti oleh sel parenkim khusus. Sel pengiring tetap mempunyai
nucleus pada waktu dewasa. Tidak dijumpai pada Gymnospermae dan Pterydophyta.
c.
Parenkim floem, secara
fungsional sel parenkim ini berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk
selnya memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.
Pada saat floem aktif, sel parenkim tidak mengalami penebalan dinding. Kemudian
bila floem tidak berfungsi maka parenkim ini akan berubah menjadi skelrenkim
atau felogen.
d.
Serabut, serabut ini membentuk
dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan
ini berupa lignin atau selulosa.
3. Berkas Pengangkut
Merupakan
cirri khas dari jaringan pengangkut. Tipe-tipe berkas pengangkut:
a. Kolateral dimana xylem dan floem letaknya saling berdampingan, umunya floem di sebelah luar xylem.
a. Kolateral dimana xylem dan floem letaknya saling berdampingan, umunya floem di sebelah luar xylem.
b.
Bikolateral dimana mempunyai urutan floem dalam, xylem, cambium dan floem luar.
c.
Konsentris dimana xylem membungkus floem atau sebaliknya.
d.
Radial jika xylem dan floem tidak membentuk suatu berkas karena dipisahkan oleh
jaringan dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan anatomi dari Canna
indica dengan menggunakan mikroskop cahaya terdapat beberapa jaringan
diantaranya jaringan epidermis, jaringan parengkim, jaringan pengankut. Adapun hasil
pengamatannya sebagai berikut:
1. Akar gbr...
2. Batang gbr..
3. Daun gbr..
4. Biji gbr...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar